Ilustrasi grafis stroke.
(nextgenerationku.com)
Ilmu Tambahan [
Kesehatan ] - Stroke (cerebrovascular
accident, CVA) jadi hal yang menakutkan bagi banyak orang. Bukan hanya
menurunkan kualitas hidup, tapi juga berdampak psikologis bagi orang-orang di
sekeliling. Stroke terjadi ketika ada penyumbatan pembuluh darah di otak.
Efeknya berupa pendarahan dan kerusakan otak. Hal ini menyebabkan seseorang
jadi kehilangan penglihatan, sulit berbicara, atau kebingungan.
Bukan
hanya terjadi pada orang yang berusia senja, pada usia 30-an, seseorang juga
bisa mengalami stroke. Gaya hidup yang tidak sehat jadi pemicu utamanya.
"Ketika ada ketidaklancaran aliran darah di otak, dapat muncul gejala seperti sakit kepala, leher terasa kaku, pundak kaku sampai merasa tak nyaman pada tangan, serta sulit berkonsentrasi. Ada pula munculnya kesemutan di area sekitar wajah, pandangan kabur, dan bicara sulit," ujar dr. Terawan, Sp. Rad (K) ketika ditemui di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Gejala tersebut bisa disebabkan karena kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kurangnya waktu beristirahat, atau adanya tekanan berkepanjangan.
"Ketika ada ketidaklancaran aliran darah di otak, dapat muncul gejala seperti sakit kepala, leher terasa kaku, pundak kaku sampai merasa tak nyaman pada tangan, serta sulit berkonsentrasi. Ada pula munculnya kesemutan di area sekitar wajah, pandangan kabur, dan bicara sulit," ujar dr. Terawan, Sp. Rad (K) ketika ditemui di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Gejala tersebut bisa disebabkan karena kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kurangnya waktu beristirahat, atau adanya tekanan berkepanjangan.
Pola makan turut menyumbang serangan
stroke tiba-tiba. Pencetusnya adalah penyakit yang menahun, seperti darah
tinggi dan diabetes.
Terkait hal tersebut, menurut spesialis saraf dari RSPAD Gatot Subroto, dr. Tugas Ratmono, stroke juga ditandai dengan munculnya keluhan atau gejala klinis. Beberapa di antaranya sebagai berikut.
Gangguan motorik
Gejala yang ditimbulkan berupa gangguan gerakan, karena otot tak berfungsi dengan baik. Seseorang yang menderita stroke, mendadak dapat kehilangan keseimbangan dan terjadi kelumpuhan di beberapa area tubuh.
Gangguan sensorik
Ini merupakan gangguan yang mengakibatkan munculnya rasa nyeri atau rasa tak nyaman bukan hanya di kepala. Tapi, juga di bagian kaki, mulai dari lutut hingga betis. Tak hanya itu, gangguan sensorik juga dapat menyebabkan tubuh terasa pegal.
Gangguan otonom
Pada dasarnya, sistem saraf otonom bekerja di bawah kesadaran manusia. Sistem ini mengatur tekanan darah dan frekuensi napas menuju organ tubuh seperti pembuluh darah, jantung, alat kelamin, kelenjar keringat, dan lainnya. Saat stroke menyerang saraf otonom, dapat menyebabkan buang air kecil atau buang air besar tak terkontrol, keringat berlebihan, serta napas yang tak teratur.
Gangguan psikis
Tak sedikit masyarakat menyadari bahwa stroke sering kali memunculkan gejala yang berhubungan dengan mental. Misalnya, adanya perubahan perilaku.
"Seseorang yang tadinya rajin jadi tak bersemangat atau malas. Bisa tiba-tiba tertawa sendiri atau jadi seorang yang pendiam," kata dr. Tugas. (art)
Terkait hal tersebut, menurut spesialis saraf dari RSPAD Gatot Subroto, dr. Tugas Ratmono, stroke juga ditandai dengan munculnya keluhan atau gejala klinis. Beberapa di antaranya sebagai berikut.
Gangguan motorik
Gejala yang ditimbulkan berupa gangguan gerakan, karena otot tak berfungsi dengan baik. Seseorang yang menderita stroke, mendadak dapat kehilangan keseimbangan dan terjadi kelumpuhan di beberapa area tubuh.
Gangguan sensorik
Ini merupakan gangguan yang mengakibatkan munculnya rasa nyeri atau rasa tak nyaman bukan hanya di kepala. Tapi, juga di bagian kaki, mulai dari lutut hingga betis. Tak hanya itu, gangguan sensorik juga dapat menyebabkan tubuh terasa pegal.
Gangguan otonom
Pada dasarnya, sistem saraf otonom bekerja di bawah kesadaran manusia. Sistem ini mengatur tekanan darah dan frekuensi napas menuju organ tubuh seperti pembuluh darah, jantung, alat kelamin, kelenjar keringat, dan lainnya. Saat stroke menyerang saraf otonom, dapat menyebabkan buang air kecil atau buang air besar tak terkontrol, keringat berlebihan, serta napas yang tak teratur.
Gangguan psikis
Tak sedikit masyarakat menyadari bahwa stroke sering kali memunculkan gejala yang berhubungan dengan mental. Misalnya, adanya perubahan perilaku.
"Seseorang yang tadinya rajin jadi tak bersemangat atau malas. Bisa tiba-tiba tertawa sendiri atau jadi seorang yang pendiam," kata dr. Tugas. (art)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar